Kamis, 20 Desember 2012

Yang Muda Yang Bertakwa

Malam itu seperti biasa, usai shalat maghrib aku memuraja'ah hafalan, meski dirumah saat ini sedang ramai karena acara keluarga, rutinitas tetap jalan.
seperti layaknya aku, tak banyak bicara, terlebih karena dirumah memang banyak orang yang meski mereka kerabat tapi asing bagiku, hihi..
aku mengaji di kamarku sebenarnya, tapi rumah rame seperti ini mustahil menemukan kamar yang tidak diisi tamu, termasuk kamarku yang saat itu diisi beberapa nenek paruh baya -.-

awalnya aku memilih mengaji disini karena kamar lagi kosong, tapi dipertengahan bacaan tanpa kusadari seorang nenek yang tak kukenal masuk kamar. kurasa ia duduk di belakangku, entah apa yang dilakukannya tapi tak ada suara, hingga akhirnya seorang nenek lagi datang, barulah nenek dibelakangku bersuara
"seriuska dengarki cucuta' mengaji.. enaknya kurasa"
samar kudengar kalimat itu, tanda-tanda bahaya, sebentar lagi nenek mengeluarkan kalimat pamungkasnya
"oh iya, bagus sekali bacaannya itu, lancar, seperti bapaknya. penghapal itu 30 juz.."
neneeekk.. selalu saja begitu -.-
tertohok aku mendengarnya, ingin rasanya aku kabur tapi tanggung, bacaanku sedikit lagi.
"weee.. bagusnya di, tidak pernah didengar bicara, sekalinya mengaji dedeeh.." lanjut nenek yg tidak kukenal itu

Sumpah! diperhatikan orang saat lagi mengaji itu sangat tidak nyaman, sama tidak nyamannya kalau diperhatikan orang kalau salah kostum, ah intinya diperhatikan orang memang tdk nyama, ya setidaknya untuk aku seorang pemaluu hihi..
maka kubalap bacaanku dan segera menyelesaikan lembar terakhir juz 5 malam itu.
"selesai satu juz bacamu ya? tidak sampai setengah jam, bisamu itu nak!" nenek itu lagi.
menurutku biasa saja tapi kenapa nenek itu terlihat excited skali?
"he he" respon andalanku, yupz just smile wkwk
besoknya aku mengaji lagi,
kali ini juz 6. si nenek datang lagi tapi dengan sebuah alqur'an di tangannya,
"mauka juga mengaji nak, ajarka nah!"
tanpa memberiku kesempatan untuk icara nenek itu sudah mulai membaca, ah.. andai nenek itu tau aku ingin sekali menolak permintaannya, bagaimana mungkin aku mengajarinya? sementara dirumah ini banyak yang lebih hebat.
memang, bacaan nenek itu sedikit ancur, meski lagunya enak didengar tapi tajwidnya masyaAllah, memprihatinkan. membuatku tidak tega membiarkan bacaannya akan begitu seterusnya, aku pun sedikit membetulkan.
kulihat nenek itu kesulitan, tapi semangatnya tidak surut, ia tetap berusaha sampai aku menganggukkan kepala tanda bacaaannya sudah benar.
"susahnya di', salah berarti itu bacaanku selama ini saya" berulang kali ia engatakan itu.

setelah selesai nenek itu berkata "besok ajaarka lagi nah!". "iye," jawabku,
jujur aku takut. aku tidak yakin bacaanku sendiri sudah benar atau tidak, bagaimana kalau salah? dosaku berlipat-lipat. kalau mengaji sama abah saja masih sering ditegur, duuh.. gimana ya,, #Galau.
kami lanjut dengan diskusi, nenek itu banyak bertanya padaku, awalnya seputar tajwid saja, tapi merembet ke masalah solat, niat, bersuci dan lain lain. hasilnya, pemahamannya beda dengan yang pengetahuanku, dan ia meyakini kalau yang benar adalah aku dan dia salah. waduh.. nenek itu semakin tertarik belajar.
Allah bantu aku, lirihku. sebenarnya ini bukan kali pertama aku mengalami hal seperti ini, tapi kayaknya sudah lama sekali dan banyak ilmu yang nyaris kulupa, astagfirullah..

"nak saya mau belajar, saya serius mau belajar, selama ini ternyata saya salah, saya memang bodoh makanya selalu mau belajar nak, tidak maluka nak, karena memang saya bodoh, banyak itu orang gengsi belajar karena tuami, sok tau padahal tidak ada natau, saya tidak nak, saya mau betulkan semua ini, kau ajarka nak.. bukan apanya nak mau mati ini orang nak, bagaimana kalau salah semua ibadah, rugi besar saya nak, saya sudah tuami nak, bukan dunia lagi yang dikejar, tidak adamiartinya dunia, tinggal mati yang ditunggu..."

Allahu Akbar,,
Aku tertohok, benar benar tertohok, seperti diberi pukulan super, aku jatuh tersungkur.
Di usia yang muda ini sering sekali kita lupa bahwa banyak sekali yang bisa kita lakukan dan kita manfaatkan, banyak kebaikan yang bisa kita dapatkan. Di zaman super modern dan canggih ini, kita jiwa muda, nyaris saja lupa bahwa waktu terus berjalan, kita tak selamanya muda, kita tak selamanya sehat, kita tak selamanya bisa bernafas. Kita sering lupa bersyukur, di usia muda ini, kita tahu banyak hal, kita bisa melakukan banyak hal yang tidak semua orang bisa melakukannya. Dan kita sering lupa bahwa kita akan TUA!, suatu saat rambut ini akan memutih, wajah berkeriput dan tubuh semakin ringkih. Saat ini bisa saja kita terus melangkah, mengejar dunia, mengejar apa saja yang mearik hati.
tapi disaat usia semakin menua, tanpa sadar keinginan pada dunia memudar. Bayang-bayang kematian semakin jelas terlihar, saat itu barulah kita sadar, betapa masa muda begitu penting.
Betapa masa muda merupakan masa terbaik untuk mengumpulkan bekal menuju akhirat.

Andai kau bisa melihat nenek itu, segurat penyesalan tergambar diwajahnya, betapa ia menyesali mengapa dulu ia menyianyiakan masa mudanya tidak untuk belajar dan berislam dengan baik.
betapa ia menyesali kini di masa tuanya, saat tubuhnya mulai melemah, saat ingatannya tak lagi tajam, ia baru menyadari kematian akan segera menjemputnya, sementara amalannya sedikitpun dirasanya tak bisa menyelamatkan.
Kini masa tuanya ia lalui dengan ketidak tahuan, amal apa yang akan ia lakukan?
Kini meski tertatih, tubuh tuanya terus ingin belajar, Terlambat?.. belum.. tidak ada yang terlambat sebelum nyawa mencapai kerongkongan.

Hanya saja, Kita insan-insan Muda, semoga tidak menyesal Di Hari Tua nanti...

Ingatlah 5 perkara, sebelum datang 5 perkara :
sehat sebelum sakit
muda sebelum tua
kaya sebelum miskin
lapang sebelum sempit
hidup sebelum mati...

2 komentar:

  1. Masya Allah ada calon penulis ternyata disini..... :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. welcome to my kingdom haha.. masih ecek-ecek kok kak.. masih butuh banyak belajar.. sering sering main ke sini yaa hehe

      Hapus