Minggu, 23 September 2012

Andai Di Surga Ada Cinta

"Dia kritis.....", ucap sarah tertahan,nampaknya sarah sgt tertekan dgn keadaan kakak angkatnya itu,betapa tidak, kanker hati yang diidapnya telah mencapai stadium akhir,untuk pemuda seusia Harry penyakit itu rasanya terlalu berat.
"jadi anti mau pulang?",tanyaku pd sarah yang sebenarnya hampir kuurung."hm,,la a'rif * aul...tau sendiri kan, ujian akhir ma'had ga bisa ditinggalin...ana bingung aul,,",pekiknya, aku bungkam,aku berfikir..."Aul,Aulia..kok diam sih?,ana minta solusi nih, cuma anti yang bisa memberi solusi yang terbaik",desak sarah
duuuh,ini anak,kalo ada maunya aja,,,huft! "gini,anti tanya kabar Harry lagi, pastikan apa dia benar-benar parah atau masih bisa bertahan,tanya sama Abah anti apa anti harus pulang, kalo beliau bilang ga usah ya ga usah, konsentrasi sama ujian dan tahfidz anti,ingat lo ni udah akhir tahun,ntar lg tasyakuran tahfidzulqur'an,anti ga mau kan harus ketinggalan setahun lagi sama ana..." jelasku,
sesaat senyum terbersit di bibir gadis arab itu, namun senyumnya berubah saat mendengar kalimat terakhirku..

"yeee,,mentang-mantang udah khotam,aiwa ustadzah!"gerutunya...Gadis itu berlalu,dari langkahnya menuju kantor,aku tahu dia hendak menghubungi Dr.Abdullah, dokter yang menangani Harry yang tak lain adalah ayah kandung Sarah sendiri.
Ah,aku baru sadar,sjak tadi aku mengobrol bersama Sarah ternyata kami tidak hanya berdua,ada Aisyah disini.Wajahnya yang cmberut,membuatku merasa tidak enak hati, karena mengacuhkannya...
"eh aisyah, afwan jiddan ya...", kataku terputus saat aisyah tiba-tiba menangis
"aul...", sesenggukan ia memanggil namaku,
"madza biki ya sohibaty?limadza tabkii??",t anyaku heran, jujur aku kaget
"Harry Aul...Harry...." aku bagai tersambar petir mendengar Aisyah mengatakan itu, sejak kapan sahabatku yang pendiam dan masa bodoh ini tersentuh dengan cerita Harry? aku fikir dia tak pernah memperdulikan Harry, bahkan kurasa ia tak mengenalnya...
"Aisyah...jangan nangis terus, nangis bukan solusi, sini cerita sama ana", kusambut Aisyah yang tiba-tiba menghambur ke dekapanku.
"Sesakit inikah Aisyah mendengar berita kondisi Harry?" dalam diam aku bertanya, aku semakin tak mengerti. Akhirnya setelah aku membujuknya, Aisyah mau juga membuka mulut.
Kalimat demi kalimat meluncur dari bibir mungil Aisyah, seiring dengan aliran air mata yang tak dapat dia bendung.
Aku mengerti!
Belum selesai Aisyah bicara, bel peringatan agar aktifitas santri diakhiri berbunyi, kulirik jam weker di meja belajarku, oh sudah pukul 21:30, aku sarankan Aisyah segera ke hammam untuk mengusap wajahnya yang sembab dengan air.
Perlahan Aisyah menghilang di balik pintu, memang, Aisyah belum tuntas menceritakan yang sebnarnya terjadi, tapi dari sekian banyak yang diceritakan Aisyah tadi membuat aku cukup untuk mengerti betapa Aisyah sangat tertekan dengan perasaannya sendiri,,,
Aisyah jatuh hati pada Harry...


Tunggu lanjutannya di Andai di surga Ada Cinta 2

 note :

*la a'rif = aku tidak tahu
*madza bikii ya shahibatiy? limadza tabki? =ada apa denganmu sahabatku? kenapa kamu nangis?
*Tahfidz = hafalan
* Khotam = tamat/selesai
*aiwa = na'am (iya)
*Afwan jiddan = maaf sekali
*hammam = wc

kritik dan saran leave a comment please :)

1 komentar: