Rabu, 28 November 2012

selamat jalan, my best inspirator

"aina dimana..kayfa bagaimana..hunaa disinii..hunakaa disana.."
lagu itu masih terngiang di telingaku hingga saat ini, tiap kali aku mendengarnya seketika bayangan beberapa tahun silam saat pertama kali aku mendengar lagu ini terbayang di benakku, suara dari seorang yang takkan mungkin bisa aku lupakan, seorang yang telah berjasa besar padaku hingga detik ini masih dapat kurasakan manfaatnya. lagu ini adalah satu dari baaanyaak sekali pelajaran yang ia berikan padaku.
ustadku, guruku, kakakku, sahabatku. Ust Adin..



kemarin, tepatnya tgl 26 november 2012 aku mendapat sebuah pesan singkat, yang saat kubaca kurasakan dunia berhenti, seakan kakiku tak berpijak di bumi lagi, sungguh jantungku seakan berhenti berdetak, aku tersentak..
"innalillahi wa inna ilaihi rajiun, kak Adin sudah meninggalkan kita semua.."
singkat. tapi mampu mengguncangkan tubuhku,
aku jatuh, tersungkur bersamaan dengan tumpahnya airmata tanpa bisa kutahan, lidahku kelu, tangan kakiku terasa seperti es.
Allahu Akbar!! tidak.. ini tidak benar.. ini salah, pasti salah, ini pasti bercanda.. kuyakinkan diriku namun satupun tak ada yang dapat menjawab.
iya, tadi siang aku memang mendapat kabar beliau kecelakaan, terlindas truk,  kabar itu terlalu singkat tanpa menjelaskan kondisi dan kronologinya, aku coba bertanya tak ada jawaban..
aku cemas, khawatir, tapi terus berdoa, untuk keselamatan beliau,
aku terlalu jauh untuk memantau langsung kondisi beliau, itu mengapa aku hanya bisa menunggu dan terus berdoa, hingga akhirnya kabar yang tak kuharapkan itu datang seperti anak panah yang tertancap tepat pada sasaran. kucoba mencari kabar dari teman yang lain, berharap berita ini salah, tapi ternyata sama, kami semua shock, tak percaya.
Semua terjadi begitu cepat, begitu tiba-tiba, guru kami yang kami cinta kembali ke pangkuanNya pada usia yang masih terbilang muda, dan tanpa pernah kami duga.
airmataku semakin deras mengalir.
terbayang kembaali wajah teduh ust Adin yang selalu tersenyum.
memori tentangnya seperti terflashback dalam memori otakku, memori dari sebagian besar masa kecilku yang kuhabiskan bersamanya, memori dari sebagian waktuku yang kulewati di dalam kelasnya, memori dari sepenggal kisah indah dihidupku yang didalamnya ada sosoknya, memori sepotong hati yang disana kuletakkan namanya.
sosok pendiam, pekerja keras, shalih, sopan, baik hati dan penyabar itu telah pergi.....
menyisakan kenangan indah yang semakin dikenang semakin menyayat hati, menguras airmata, membuahkan duka.

Syekhuddin, itu namanya, indah bukan?
aku menyapanya dengan sebutan ust Adin.
Alumni pondok modern Gontor yang mengabdi di pesantrenku dulu, saat itu aku belum menjadi santri, akupun belum mengerti bagaimana dan kenapa ust Adin tiba-tiba ada di pesantrenku, aku tidak tahu untuk apa dan karena apa dia disini, usiaku saat itu masih terlalu kecil untuk mengerti tentang pengabdian, tahun, hari dan setiap peristiwa di dalamnya. ya, aku masih kelas4 SD saat beliau menginjakkan kaki di pondok, sekitar tahun 2003 kalau tdk salah, bersama 1 orang lagi, namanya Ust Qodir. yang aku tahu aku mendapat teman baru.
untuk seorang gadis kecil yg hyperactive bin tomboy sepertiku, tak butuh banyak waktu untuk segera kenal dan akrab dengannya,
masih begitu jelas bagaimana aku bermain bersamanya, tertawa bersama, terkadang makan bersama, atau tidur siang di kamarnya, hehe,
masih teringat bagaimana dulu aku berlari dan mengadu padanya ketika sedang sedih rindu orangtua (saat itu ayah dan ibuku sedang di jakarta) atau sedang merasa terganggu oleh santri-santri putra yang jahil menantang berkelahi, dengan sabar dia akan membujukku, menghapus airmataku, apapun ia lakukan agar aku bisa kembali tersenyum.. "fuah jelek kalau nangis, udah diem ya, nanti ust hukum itu balligin.." begitu beliau biasa membujuk, terkadang ia mengajakku berkeliling naik motor, atau sekedar mengajak nongkrong di koperasi pondok, sambil jajan (koperasi salah satu tempat nongkrong favorit kami) tentu saja dia yang traktir :D.
masih jelas tergambar bagaimana aku bergelantungan memeluk kakinya ketika ia sedang berjalan, dengan senyum ia akan mengayunkan kakinya seperti ayunan, membuatku tertawa riang, lalu bagaimana nakalnya aku mengganggu kesibukannya, melepas kacamatanya saat ia sedang serius menatap layar komputer, jika sudah berhasil meraih kacamatanya, aku akan berlari dan dia susah payah akan mengejar, tidak. dia tidak marah, ia tak pernah marah, malah jika sudah tidak sanggup mengejar ia akan memakai cara pamungkas, membujuk akan memenuhi apapun yang aku minta, terkadang duduk di pangkuannya sambil bermain game di komputer kantor, bernyanyi bersama, atau sekedar bergosip bercerita kejadian-kejadian lucu yang menarik perhatian dan membuahkan tawa, aku, ust Adin dan ust Qodir..
dari kedekatan kami itulah ia akhirnya menjadi guru ngajiku..
ya.. dia yang mengajariku mengaji, dengan ikhlas ia menuntunku yang terbata-bata membaca kata demi kata dalam iqro', berkali-kali kuminta aku mengaji dengan AlQur'an ditolak olehnya "fuah belum bisa ngajiii" katanya sambil mencubit pipiku kemudian tertawa renyah.
dia yang mengajariku menulis huruf-huruf Arab, aku ingat dia dengan sabarnya mengajariku yang kesulitan menulis huruf خ ح ج, berulang kali aku mencoba tetap gagal, berulang kali pula ia menyihirku dengan tulisan indahnya "begini loh fuah.. seperti orang hamil, igat yaa.." hingga saat ini melihat 3 huruf itu selalu kuingat ust Adin dan kalimatnya itu...

Ust Adin memang guru ngajiku, tapi..aku belajar banyak hal darinya lebih dari sekedar huruf hijaiyaah atau bahasa arab saja. ia selalu bisa membuatku takjub dengan sesuatu yang baru tiap kali ia mengajar, kalau hari ini belajar menulis arab, besok bernyanyi, lusa puisi, komputer, kaligrafi, bahasa inggris, atau sekedar belajar dan mengerjakan PR untuk sekolah besok, agar aku tidak bosan, katanya.
terlalu banyak. terlalu banyak kenangan indah dalam hidupku yang diberikan Allah melaluinya, sayangnya satupun aku tak menyimpan bukti kenangan itu, dulu kamera masih langka, foto belum semudah dan sesimpel sekarang, jangankan kamera handphone,handphone nya saja kita belum tau kalau sekarang ada benda seperti itu. ya.. semua hanya terekam dan tersimpan dalam memori otakku, sebagian filenya sudah hilang, sebagian lagi rusak tak sempurna, tapi masih sangat banyak yang sempurna kuingat, kalau dituliskan semua saku yakin  tak akan muat.
kau tahu? bersamanya aku seperti menemukan sosok kakak yang sangat ingin kumiliki, seperti menemukan sosok ayah juga bsebagai sahabat yang selalu ada, dan tentunya sebagai panutan untukku menapaki kehidupan. lihatlah, karena kemurahan hatinya seorang gadis kecil yang polos begitu amat menyayanginya. sosok bertangung jawab dan tak pernah ingkar janji,sosok pekerja keras, ikhlas dan tak pernah mengeluh, sosok yang sabar dan tak pernah marah, setidaknya didepanku, sosok pendiam tapi menyenangkan, "talk less do more"  ya, itu dia.
banyak sekali pesan yang bermakna yang ia berikan padaku,secara langsung ataupun tidak langsung,tentang kehidupan,tentang kekuatan iman,tentang keikhlasan, keitulusan hati, dan kebeningan jiwa.nsyaAllah akan selalu kuingat dan menjadi amal jariah buatnya tiap kali aku laksanakan.
tapi,. waktu  sepertinya tak mengizinkan kami berlama-lama bahagia bersama,
masa pengabdiannya habis, dan ia harus kembali ke kampung halaman, sedih, aku sedih sekali waktu itu, kulihat semua orang menangis saat beliau berpamitan, "fuah ust pamitt dulu ya.." katanya
"kenapa pulang ust?,tidak suka disini?" tanyaku
"karena nakalko fuah..." rupanya pertanyaanku dijawab oleh seorang santri yang kebetulan melintas.
seketika aku menangis, "ustaaaz.. jangan pergi, jangan pulang aku janji gak nakal lagi, gak mau ganggu lagi..
beliau tersenyum, "sebentar ji dek, fuah tdk nakal kok, fuah adeknya ustad adeknya ust tidak nakal, nanti ust kesini lagi kok.."
"janji?" . "janji.."
ust Adin pun pergi dengan janji untuk kembali.
benar, beberapa bulan kemudian ia kembali lagi, senangnya hatiku saat itu,  kami kembali bertemu,
"ust tidak ingkar janji kan?" katanya saat kami bertemu lagi, aku hanya tersenyum gembira, memeluknya.
darinya aku belajar memenuhi janji.
waktu semakin berlalu, kami tak mungkin selamanya sedekat ini, aku akan semakin besar dan harus berjarak dengannya, aku perempuan, dia bukan mahram bagiku. dan kami pun harus berpisah, meski masih dalam satu tempat, satu pondok, namun dibatasi tabir yang menjulang tinggi.. aku telah jadi santri.
bisa kalian bayangkan betapa rindunya aku kembali ke masa kecilku yang indah, tiap kali mengingatnya serasa aku ingin berlari kembali ke masa itu, tapi itu mustahil kan..

hey, kau tahu, saat ujian masuk pesantren ust Adin yang mengujiku. awalnya kukira dia sudah lupa padaku, dari ekspresi wajahnya yang sama sekali tdk ada senyum. mungkin namaku saja dia sudah tdk kenal lagi, gumamku dalam hati.
ternyata tidak! di kelas itu kami seperti bernostalgia, tentang aku yang dulu belum bisa ngaji, ia tidak percaya aku sekarang sudah lancar mengaji dan bercita-cita menjadi penghafal alqur'an..
"kenapa mau jadi penghafal?"
"biar bisa dapat tiket masuk surga gratis sama 10 anggota keluarga" jawabku mantap
"wah bagus itu,,oke saya mau liat kamu buktikan kamu bisa jadi penghafal Alqur'an, nanti kalau sudah khotam kasih tau ustad ya" ujarnya lebih mantap
"insyaAllah ustad..doakan ya"
"insyaAllah, nanti kalau kamu dapat tiket, 1 buat ust yaa, kan ustad guru ngaji kamu.." katanya tersenyum
"siip ustad.."
"janji?" . "janji.."
 sejak itu, aku sangat bersemangat menghafal, tiap kali aku lelah dan putus asa, kuingat kata beliau, aku ingin masuk surga sama ust adin, aku akan semangat kembali.
lalu akupun lupa kapan akhirnya aku benar-benar berpisah, tak mengobrol dan tak bertemu dengannya lagi,
hingga aku mengkhatamkan hafalan alQur'an, ingin sekali kukatakan padanya, tapi sosoknya tak pernah terlihat lagi, kalaupun terlihat hanya dari kejauhan, semoga ia tau, aku sudah buktikan janjiku :)

dan hari itu, saat kabar duka itu datang, memori masa lalu terulang kembali, berkelebat memenuhi segala rongga, membuatku sesak..
"Allah, begitu cepat kau Ambil orang yang kami sayangi, namun kutahu, dia layak untuk kau cintai, dia layak untuk kau beri kemuliaan dan nikmat yang besar, dia layak mendapat kebahagiaan disana bersamaMu, kami cinta tapi Kau lebih cinta, kami hanya mampu ikhlas dan mendoakan, meski hati kami terluka, meski luka ini terlalu menyayat, tapi kami pasrah pada ketetapanMu, bahagiakan ia disana..."

kini, ust Adin benar-benar pergi, tanpa ada janji untuk kembali lagi pada seorang adik kecilnya, dan semua yang menyayanginya,
kini ia benar-benar pergi, dan tak akan kembali. mata ini masih basah, dada ini masih sesak, namun hanya bisa berdoa, semoga beliau bahagia disana, dan kami akan bertemu di surga lagi :) see u ustad..

"fuah,kalau sudah khatam, tiketnya bagi 1 ke ust yaa.."
terngiang kalimatnya terakhir pdaku, ah ust, surga kini terbuka lebar, tersenyum menantimu, tak sabar menunggu hadirmu disana,meski tanpa tiket dariku.
kau mulia karena keikhlasanmu, kau berharga karena pengabdian tulusmu, kau dicinta karena imanmu, kau syahid dalam perjuanganmu.. selamat jalan, kau akan tetap hidup di hati kami, yang menyayangimu......


*in mnemoriam_my best teacher : Al mukarram, Ust Syekhuddin rahimahullah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar