Sabtu, 22 Desember 2012

Insiden Hari Ibu

Semalam sebelum tidur aku menyiapkan sebuah puisi, meski saat itu fikiranku sedang kacau, tapi tetap kupaksakan membuat sebuah puisi untuk ummi. Alhamdulillah, meski tidak bagus, tapi bisa selesai dan tidak terlalu panjang juga, puisi ini sudah siap untuk kukirimkan pada ummi dan menjadi sesuatu yang pertama dibacanya saat membuka mata (setelahberdoa) pagi ini. Hari Ibu.


Aku bersyukur, aku tumbuh menjadi gadis yang peduli, untuk sebuah moment penting dalam tanggal- tanggal di kalender tak pernah luput dari ingatanku, jangankan hari lahir, tanggal pernikahan kucing peliharaanku saja aku ingat *eh.. dan sudah menjadi kebiasaan aku selalu menjadi yang pertama menghebohkan moment-moment itu. entah belajar dari siapa atau doktrin dari mana, tertanam kuat sebuah tekad di hatiku untuk selali menjadi yang pertama mengucapkan selamat di hari hari spesial orang orang spesialku sebagai wujud kepedulian dan sayangku pada mereka, rasanya tidak afdol kalau bukan aku yang pertama, padahal sama saja bukan.. (pasti diantara kalian ada yang pernah jadi korbanku) tapi aku tidak mengharap apa apa dengan menjadi yang pertama, hanya mengikuti keinginan hati saja, mungkin bawaan watak hihi..
tapi tidak kusangka, sebuah insiden terjadi, membuatku galau setengah mati..
awalnya baik baik saja dan lancar lancar saja,
puisi itu kukirimkan sebelum subuh, selepas tahajjud dan berdoa tulus untuk ummi. tapi apa yang terjadi? tak ada respon dari ummi, yah, sebenarnya untuk respon memang kemungkinannya tipis, tapi aku tau betul ummiku orangnya peka, romantis, dan agak sedikit melow, kalau sudah dapat puisi (apalagi dari aku) pasti akan ada sesuatu darinya. tapi sudah jam 7 kok tidak ada tanda-tanda ya? ku cek ponselku, terkirim kok.. ah mungkin ummi sedang speechless, fikirku. tapi setengah jam kemudian aku mulai ragu, akhirnya kembali kukirimkan sms untuk ummi. nihil sampai jam 10 tidak ada apa-apa dari ummi, bahkan hari ini biasanya ummi pagi-pagi sudah meneleponku, sudah hampir dzuhur kok belum ada berita..
baru sehabis dzuhur ummi menelepon, hei.. kau tahu ummiku bilang apa? sesuatu yang menohokku tanpa ampun.. sebuah hunusan pedang es, yang sudah menusuk lalu membekukan #lebay

"kakak.. tau ngga, ummi dari semalam nunggu loh.."
 *pura-pura ga tau* "nunggu apa ummi?"
"ngga, biasanya kan kakak yang paling duluan ngirim ucapan.. kok hari ini ummi tunggu ga ada ya? lupa ya ini hari apa?"
Astgfirullahaladziim.. padahal sengaja dari tadi ga nyinggung hari ibu karena malu puisinya dikomen, eeeh ini malah dibilang ga ada ucapan..
"tau kok mi, ini hari Ibu.. ah, masa sih mi?"
"iya, biasanya ummi belum subuh kk udah sms, tiap tahun perasaan kakak selalu pertama dan ga pernah telat apalagi lupa, dari semalam loh ummi tunggu, tadi tengah malam ada sms ummi kira dari kakak, udah seneng pas dibuka malah telkomsel..*nadakecewa* apa ummi emang salah ingat ya? kakak emang ga pernah ngucapin kali ya?"
"ummi.. ada kok (terpaksa ngaku) yaAllah, bagaimana kakak bisa lupa, orang udah dikirim ucapan sama puisi sebelum subuh tadi.." *hampirnangis*
"kok ga adaa?" , "Ada ummi.. kk kirim 2 kali malah.." aku panik, "Ga adaaa.." ummi malah lebih panik..
"ummi ciyus.. kk tadi kirim, aduh itu aaaah.. aaaaaaa udah siang aaaaaaaaa~ ummi yaAllah ummi, Aaaaaaa keduluan aaaaaaaa..." *nangis deh*
"pantasan ummi tunggu tunggu, ternyata ga ada yang nyampe, keduluan malah sama adek..hm, yasudah mungkin operator nya lagi tabrakan orang orang pada selamat selamatan"
"udah gapapa, nih abah ciumkan ummi ya.." abah juga ikut nimbrung. hihi
"aaaaaa ummi aaaaa..." aku masih merajuk, sambil nendang nendang kaki
si al telkomsel bikin gue galau di hari ibu.
akhirnya sepanjang percakapan aku banyak minta maaf, nyesel, merajuk, fikiranku jauh menerawang, itu sms kemanaaaaa... dan akhirnya telepon diakhiri dengan kalimatku yang mengundang tawa abah ummi ," selamat hari ibu ummi, i love you, mmmwaaa :* "

kututup telepon tapi aku masih galau. bagaimana mungkin? hari ini kubikin ummiku resah menunggu. anak nakal! segera kubuka ponselku, dan kukirim kembali puisi itu untuk kesekian kalinya, kali ini ke semua nomer milik keluargaku, agar dapat kupastikan puisi itu sampai dengan selamat.
mungkin menurut kalian kejadian ini biasa saja, tapi untukku ini sebuah insiden besar, yang kujanjikan takkan pernah terulang..
jujur aku tidak menyangka segitu berartinya sebuah ucapan dariku bagi ummiku. sejak dulu tiap kali aku mengucap selamat dan memeluknya, tak pernah terfikir hal itu menjadi sebuah momen yang ditunggu tunggu ummi, semua itu kulakukan berulang kali tiap tahun tanpa telat, tanpa lupa, tanpa salah, tapi sama sekali aku tidak menyangka, sedikit telat bahkan tidak mengucapkan saja ummi begitu resah menunggu...
Astagfirullahaladziim.. yaAllah apa yang telah kulakukan hari ini? harusnya di hari ini sebuah moment penting membahagiakan ummiku, aku justru membuatnya kuatir? ah Ummi.. maafkan aku, aku terlalu buruk untuk dirimu yang begitu sempurna..

" Dalam hembus nafasku, berhembus kesyukuran memilikimu,
dalam denyut nadiku, berdenyut kasih suci untukmu,
dalam aliran darahku mengalir cinta tulusmu, dalam detak jantungku berdetak segala pengorbananmu..
ingin aku persembahkan segala bakti cinta kasih murni untukmu, namun kutahu aku tak mampu..
ingin aku bahagiakan dirimu, buatmu bangga, tertawa bahagia, namun nyatanya lebih sering kubuat kau terluka..
ummi, maafkan jika putrimu yang nakal ini terlalu sering mengecewakanmu,
ummi.. bahagiakah kau memilikiku?
Tuhan.. terima kasih kau meniupkan ruhku dalam rahim seorang wanita sempurna,
wanita tegar dan istimewa yang mencintaiMu.
terima kasih karena kau mengutusnya untuk membuatku nyaman dalam dekapnya meski dunia begitu menakutkan. 
Tuhan, izinkan aku menjadi putri shalihah yang bisa membanggakannya, yang membahagiakannya, yang membawanya ke surga,
Ummi.. terima kasih untuk kebahagiaan ini, meski kau kecewa padaku, tak pernah aku kecewa padamu, tak pernah aku menyesal terlahir dari rahimmu..
bagiku, cinta itu sempurna karena hadirmu.
aku mencintaimu ummiku.. aku tidak butuh satu dari 365 hari dalam setahun untuk mencintaimu, karena bagiku, setiap hari, setiap saat, setiap waktu selalu dan selamanya adalah hari orangtua, hari ibu dan ayah, baktiku untuk kalian tidak cukup hanya sehari, sebab kutahu cintamu padaku tiada pernah berujung..."
Rabbighfirliiy wa li waalidayya, warhamhumaa kamaa rabbayaanii shaghiiraa.. :* peluk sayang rindu untuk ummi abah ..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar